Hari Ini, Tepat 12 Tahun Tewasnya sang Pendekar HAM Munir

Hasil gambar untuk 12 tahun untuk munir



Hari ini tepat 12 tahun kepergian sang pendekar Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib di pesawat Garuda GA-974 kursi 40 G dalam sebuah penerbangan menuju Amsterdam, Belanda. Sedianya, pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu ingin melanjutkan study-nya ke Universitas Utrecht.
Di usianya yang terbilang muda, Munir telah dianugrahi The Right Livelihood Award atas jasa pengabdiannya di bidang HAM dan kontrol sipil terhadap militer di Indonesia. Ada banyak kasus yang dibelanya, termasuk kasus penghilangan orang secara paksa 24 aktivis politik dan mahasiswa di Jakarta pada tahun 1997 hingga 1998.


Munir muda sangat sayang kepada ibunya. Itu terbukti saat ia memberikan sebagian uang dari penghargaan The Right Livelihood Award. Sementara itu, separuh dari total 2 juta kron Swedia atau sekitar 200.000 dollar AS disumbangkannya untuk KontraS. Munir muda adalah tokoh kelas dunia bersahaja yang hanya menggunakan sepeda motor dalam setiap kerjanya.
Aktivitas Munir sebagai pejuang HAM menakdirkannya untuk mati muda. Dia diracun arsenik yang ditaruh ke makanannya oleh Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot Garuda yang tengah cuti. Pada saat keberangkatan Munir ke Belanda, secara kontroversial Pollycarpus diangkat sebagai corporate security oleh Dirut Garuda.
Polisi menduga bahwa Pollycarpus bukanlah tersangka utama tetapi hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, hingga Pollycarpus menghirup udara bebas, kematian seorang Munir, sang pejuang HAM masih menjadi misteri lantaran pelaku utamanya masih belum diungkap oleh negara.
Koordinator KontraS Haris Azhar menyayangkan adanya pembiaran negara terhadap kasus pembunuhan berencana yang dialami Munir. Menurut Haris, Presiden Joko WIdodo (Jokowi) secara sengaja tetap membungkam kasus ini.
"Jokowi ini dimana zaman yang semakin melanggengkan kediaman itu. Karena dengan diam tidak akan dapat menyelesaikan kasus ini," kata Haris saat berbincang dengan Okezone, Rabu (7/9/2016).
Haris mengungkapkan, bahwa istri Munir, Suciwati telah bertemu dan mempertanyakan kepada Presiden Jokowi terkait kejelasan kasus kematian suami tercintanya itu. "Tapi Jokowi enggak bisa jawab," singkat Haris.
Haris menambahkan, Presiden Jokowi sadar bahwa dalang utama dari kasus pembunuhan Munir merupakan orang-orang yang kini berada di lingkaran kekuasaannya. Karena itu, 'kebisuan' mantan Wali Kota Solo itu merupakan cara terbaik agar kasus ini tak pernah diungkap secara jelas.
"Intinya saya enggak yakin (Presiden Jokowi) berani ungkap pembunuh utama Munir. Karena dia sadar betul pembunuhnya orang di sekitar dia," terang Haris.
KontraS, sambung Haris, telah menggelar sidang sengketa informasi publik guna mengetahui kejelasan dari laporan penyelidikan Tim Pencari Fakta Kasus Pembunuhan Munir (TPF Munir) kepada publik. "Tapi dari pihak Setneg masih berkelit," jelas Haris.
Haris berharap, Komisi Informasi Pusat (KIP) tetap memproses kasus tersebut. Hingga negara membuka dan mengumumkan secara resmi hasil penyelidikan TPF Munir kepada publik.
"Meski saya realistis tapi harapannya kasus ini diselesaikan. Ini lagi diproses di komisi publik agar semua jelas dan siapa yang bertanggungjawab. kita akan terus berjuang dan tidak akan pernah padam," tandas Haris.
Hingga kini anak dan isteri Munir masih terus berharap adanya kejelasan terkait kematian sang aktivis HAM itu. Raga Munir boleh telah tiada namun kebenaran akan tetap hidup. Percayalah, semangat dan perjuangan Munir akan terus ada dan berlipat ganda!


Previous
Next Post »

Berkomentarlah yang asik, garing juga gak papa kok !! yang penting nggak SPAM, kalau SPAM gue musnahkan anda dengan jurus " Srungut Kecoa". hehe ... EmoticonEmoticon